Jun 3, 2009

laut itu sangat unik

Ada apa sih dengan Air France?
Lagi lagi musibah si sayap besi terulang. Air France dikabarkan hilang sejak, 1 Juni 2009. Pesawat maskapai penerbangan Prancis, Air France, yang membawa 228 penumpang dikhawatirkan jatuh di Samudra Atlantik setelah dilaporkan mengalami masalah elektronik di tengah cuaca badai dan akhirnya kehilangan kontak. Menurut Angkatan Udara Brazil, pesawat diketahui melakukan kontak terakhir dengan petugas menara pengawas di darat pada Minggu malam pukul 20.33 waktu Amerika bagian timur (sekitar Senin pagi WIB).
















Pesawat itu diduga berada pada ketinggian 35.000 kaki dari permukaan laut sebelum hilang kontak. Bernomor penerbangan AF 447, pesawat itu lepas landas dari Rio de Janeiro pada Minggu malam pukul 19.00 waktu setempat. Pesawat dengan nomor penerbangan AF447 itu mengangkut 126 pria, 82 perempuan, tujuh anak-anak dan seorang bayi, serta sejumlah awak. Pesawat Prancis itu hilang di Samudra Atlantik.













Hhhm… mari kita coba lihat dari sisi sciencenya……
Tentu masih ingat di benak kita tentang kecelakaan adam air January 2007 silam. Adakah persamaannya?

Ya Sama-sama tanggal 1 terjadinya……. Ho3 ;)
Bukan itu dink, tapi ‘sepertinya’ sama-sama jatuh ke laut (masih sepertinya lho)..
Emang ada apakah di Samudera Atlantik sana?

OK, sebenernya aku gak tau banyak tentang ITCZ, tapi kebetulan Pak Indra sempat ngebahas tentang Intertropical Convergence Zone (daerah konvergensi antar tropis) waktu MST 07.

ITCZ ini merupakan daerah yang bertekanan rendah dengan potensi pertumbuhan awan hujan aktif yang tinggi sehingga kemungkinan untuk terjadi hujan sangat tinggi pula.
ITCZ terbentuk disebabkan oleh kenaikan uap air yang hangat yang berasal dari sekitar equator. Menurut Threwartha dan Horn (1968), ITCZ adalah garis atau zona yang berkaitan dengan pusat sirkulasi siklonik yang memiliki tekanan udara yang sangat rendah dari daerah sekitarnya dan berada di antara dua cekungan equatorial (Wikipedia).
­
Pergerakan ITCZ dipengaruhi oleh peredaran matahari sehingga diperoleh :
– November – Januari : di selatan equator
– Maret dan September : melewati equator
– Juni – Agustus : di utara equator

Pengaruh ITCZ (Wikipedia)
­Naiknya insolasi atau intensitas penyinaran matahari
­Terbentuknya awan cumulus
­Hujan konvergen
­Angin ribut (thundershower)


ITCZ?
Ya mungkin saja
Diawali dengan perbedaan antara tekanan udara di equator dengan lintang menengah sehingga membawa uap air hangat dari permukaan yang bertekanan rendah. Hal ini diakibatkan tekanan udara dipermukaan rendah dibandingkan tekanan udara lapisan atmosfer bagian atas yang mendorong terangkatnya uap air yang berpotensi terjadinya hujan. Uap air tersebut membentuk kumpulan awan hujan aktif yang tinggi disekitar katulistiwa (Pesawat France ini relative dekat dengan kathulistiwa bukan?). Pembentukan awan ini cenderung sepanjang equator dan terbentuk suatu garis yang biasa disebut ITCZ (intertropical convergence zone). Pergerakan ITCZ sangat dipengaruhi oleh posisi dan peredaran matahari. Secara umum garis ITCZ dapat dilihat pada Gambar berikut














Apa yang terlihat lagi ? Ya tentunya ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah di atas air dengan daerah diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling banyak dijumpai diatas daratan. Itulah sebabnya kalau sedang di tengah laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran diatas.
Apa lagi selain awan?Angin, ya angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan.

Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Looh Monsoon, kok sepertinya juga ada monsoonal stream yang ada di Arlindo digambar atas. Ya, memang itulah siklus-siklus arus angin, siklus air itu bertemu bercampur di samudera atlantik ini. Runyem kan ?




Di samping itu Terbentuknya awan yang kompleks di daerah ini cukup membenarkan statement yang mengatakan kemunginan pesawat ini tersambar petir.
Oiya di samping itu, kalau diingat ingat bulan apakah terjadinya tragedi ini?
Juni, ya benar.... Juni merupakan proses peralihan perubahan ITCZ dari equator bagian selatan ke equator bagian utara, nah lho.....





























Chart di atas menunjukkan semakin tinggi kecepatan angin, maka begitu pula tinggi gelombang (Fully Developed Sea) (MST 07 Oceanography consumable)


Great Conveyor Belt?
Masih ingat siklus arus laut dunia? yaitu sebuah sirkulasi laut global yang di dalam sirkulasi tersebut terjadi pemindahan energi panas yang diserap oleh laut dari daerah tropis -yang mengalami radiasi matahari yang relatif tetap setiap saat- ke daerah lintang menengah dan tinggi yang menerima energi radiasi matahari yang lebih sedikit berbeda pada saat musim dingin dan panas (akibat sumbu rotasi bumi yang membentuk sudut 23.5 derajat terhadap garis edarnya).

















Akibat suhu yang dingin di sekitar kutub utara (Greenland), maka akan terjadi pembekuan air laut. Pembekuan air laut ini akan melepaskan garam yang terkandung di dalam air laut tersebut (oleh sebab itu, kenapa es di kutub tidak berasa asin karena garamnya tidak ikut membeku). Pelepasan garam ini akan menjadikan salinitas air laut menjadi lebih tinggi sehingga densitas air laut di sana pun menjadi lebih tinggi pula, akibatnya massa air laut akan turun (dikenal sebaga fenome sinking atau downwelling atau bisa juga disebut sebagai arus laut yang bergerak ke kedalaman). Kekosongan akibat turunnya massa air laut yang memiliki densitas yang besar tersebut akan diisi oleh massa air laut di sekitarnya, yaitu dari daerah lintang yang lebih rendah atau daerah tropis. Air laut di tropis yang hangat inilah yang menjadikan iklim di lintang menengah dan tinggi tetap cukup hangat.

Coba perhatikan arus yang melewati lokasi ‘hilangnya’ pesawat ini ini. Pada bagian atas (garis putih) menunjukkan air laut mengalir dari selatan India memanjang ke Samudera Atlantik bagian utara, berupa monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari arah utara ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar area ini.
Yah, tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini. Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari tentusaja. Kalau kamu masih inget bahwa lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan. Itulah sebabnya pada bulan-bulan Juni yang merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).
Apa menariknya dari Conveyor Belt ini ? Arus ini membawa air hangat dari daerah Asia Tenggara ke Samodera Atlantik, diduga dengan debit hingga lebih dari 15 juta meterkubik perdetik !!! Dan hampir keseluruhannya melalui Samudera ini! tak hanya itu arus bagian bawah (biru muda) juga mengalir opposite terhadap arus atasnya.
Tentunya aliran air sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air. Apa saja efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri? Wah tentunya banyak sekali

Aku iseng2 buka google earth liat bentuk topografi dasar laut di samudera ini...


















Lihat? topografi dasar yang terbentuk di lokasi "hilangnya pesawat ini"?? arus dari "Great Conveyor Belt" ini membentuk cekungan yang memisahkan 2 benua.

Gyres?
Ya, loop (putaran) tertutup yang dibuwat oleh arus. Pusat Gyres utama terletak diantara 30 derajat N dan S di equator. Samudera yang memisahkan dua benua ini tentu menghasilkan gyres yang sangat besar.

Kenapa?
2 arus equator bergerak ke arah barat di bagian kedua equator, arus ini digerakan oleh trade winds. Di antara kedua arus tersebut terdapat sebuah arus lemah yang dinamakan doldrums. Kecepatan arus equatorial ini mencapai 2-4 miles perhari. Ketika arus hangat dekat dengan kontinen, maka akan dibelokan ke utara maupun selatan dengan adanya coriolis effect (ex. Gulf Stream sepanjang pantai timur US). Arus bergerak sangat cepat hingga 25 – 75 miles perhari. Arus ini lagi – lagi dibelokkan oleh continen dan coriolis effect sehingga bias menyelesaikan sebuah gyre.










Lintasan pesawat Air France inipun melewati 2 Gyre besar bukan??

Bermuda?
Kawasan Bermuda sangat jauh dari area jatuhnya pesawat air france ini, tapi gak ada salahnya kita melihat aspek magnetic yang konon menjadi satu2nya alibi ilmiah terhadap fenomena Bermuda ini.





























Tiga ilustrasi bola dunia di atas menunjukkan intesitas magnetik total, peta deklinasi, dan perubahan deklinasi tahunan (sumber NOAA). Yang dapat dilihat dalam ketiga peta itu adalah, tidak adanya sesuatu yang mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di samudera atlantik tempat hilangnya air france ini. Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa samudera atlantik (equatornya lho) secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi yang relative sedang (hal in ditunjukkan dengan adanya kontur biru tersebut).



Cukup untuk teori teori yang memungkinkan penyebab hilangnya air france ini…
Bisa kah dicari? Sebagai seorang sarjana, tentu aku bakal bilang BISA!
Data-data posisi dan perjalanan (waypoint dan route GPS yang terintegrasi) pesawat tentunya dicatat dalam sebuah database baik di Ground Station keberangkatan maupun kedatangan. Posisi wahana dipengaruhi kelembaman terakhir (arah dan kecepatan wahana) serta faktor eksternal (arah dan kecepatan angin).
Logikanya, dengan data-data koordinat terakhir sebelum Signal Loss kita bisa membuat sebuah ekstrapolasi hingga dapat kita memprediksikan arah dan lokasi pesawat selanjutnya. Asumsi kedua, jika pesawat jatuh di laut, dengan data arus yang ada dapat pula dibuat simulasinya. Makin lama waktu terbuang, makin besar area kemungkinan yang harus diekstrapolasi maupun disimulasikan, karena tentunya kita tak selalu tahu data faktor eksternal yang bersifat dinamis.
Metode lain yang mungkin dapat digunakan yaitu dengan metode penginderaan jauh. Saat ini, kita tahu tidak sedikit satelit yang mengobservasi permukaan bumi. Satelit tersebut memiliki resolusinya masing-masing baik spasial, spektral maupun temporal. Bahkan beberapa satelit, kini menyajikan data di mana resolusi satu pikselnya hingga 0.6 m, sehingga dengan interpretasi visual saja pasti puing-puing pesawat Adam Air dapat dideteksi. Sayangnya, sensor satelit tersebut bersistem pasif (di mana energi bersal dari radiasi surya) sehingga citra yang dihasilkan akan sangat berpengaruh terhadap tutupan awan, terlebih saat ini tengah terjadi musim barat.
Bagaimana dengan sistem penginderaan jauh aktif (RADAR)?
Radar (Radio Detection and Ranging) sepertinya dapat memberikan alternatif yang lebih baik karena sistem ini tidak terpengaruh oleh cuaca (lazim disebut All Weather Sattelite). Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif ini, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target.
Penggunaan citra radar untuk kasus Oil Spill di laut umum dilakukan. Bila pesawat jatuh di lautan, maka setidaknya ada tumpahan avtur/oli di permukaan air (karena densitas avtur/oli lebih rendah dari densitas air laut). ’Jejak’ ini kiranya dapat digunakan dalam memprediksi jatuhnya pesawat. Dalam citra radar adanya oil spill/slick ditunjukkan dengan warna hitam. Kenapa pantulan dari oil spill/slick bisa hitam?
Menurut Josaphat Tetuko, Phd. (Associate Professor dari Microwave Remote Sensing Laboratory, CHIBA University - Jepang) untuk bisa membaca citra radar perlu mengetahui fenomena hamburan (Scattering Wave) terlebih dahulu. Sensor Synthetic Aperture Radar (SAR) mempunyai fungsi mengirim dan menerima pulsa gelombang elektromagnetik ke permukaan bumi.
Kondisi permukaan bumi (termasuk permukaan air) sangat mempengaruhi intensitas pulsa yang akan dikembalikan ke sensor tersebut kembali. Permukaan tanah (air) bergelombang atau kasar akan memantulkan gelombang elektromagnetik lebih besar dibandingkan permukaan yg datar (mis. jalan, lapangan terbang dll). Mungkin bisa diingat-ingat pelajaran fisika dulu di SMA, sudut datang sama dengan sudut pantul (hukum Snellius : mirror reflection), hal ini hanya terjadi pada permukaan datar. Khususnya bila sudut pantul dan sudut datang bernilai 0, maka arah datang sama dengan arah pantul.
Hal di atas berbeda bila permukaan tanah bergelombang (kasar), karena ada sebagian dari gelombang tersebut yang tegak lurus terpantulkan kembali ke arah datangnya gelombang, sehingga intensitas meninggi atau di citra akan kelihatan lebih terang. Bila ada tumpahan minyak diatas permukaan laut, oil slick akan meredam capillary wave, yg panjangnya diestimasi 3-10 cm. Ini akan menyebabkan Bragg scattering tumpahan minyak akan lebih kecil dibandingkan permukaan laut bebas minyak. Jadi bisa disimpulkan, permukaan air laut yang diselimuti dengan oil slick (tumpahan dari pesawat) menjadi datar karena permukaan tsb dibebani oleh minyak. Bila permukaan air datar, maka pulsa yang dipancarkan oleh sensor radar banyak yg tidak kembali ke sensor, karena mirror reflection tsb, jadi di citra akan kelihatan gelap. Sebaliknya permukaan air laut yg tidak ada minyak (oil slick/spill) nya akan bergelombang karena angin, sehingga intensitas gelombang elektromagnet tinggi, maka di citra satelit kelihatan lebih terang. Di samping hal di atas, dalam penentuan oil spill perlu juga ditetapkan nilai Dielectric Constant.

Adakah persamaan lainnya antara Adam Air dan Perancis Air:
Azimuth lintasan pesawat














Posisi Horizontal












End note:
Tiba-tiba teringat tentang teori relativitas Einstein… bisa saja alam terbagi dua, alam nyata, dan gak nyata, keduanya ‘mungkin saja’ punya tempat yang sama, hanya berbeda dimensi, karena sebenarnya hanya dimensilah yang menjadi pemisah segala aspek di alam ini,,,



kita hanya menunggu saja, lambat laun misteri pasti akan terpecahkan jua.....

Sumber gambar:
tv.detik.com
rovick.wordpress.com
egsa.wordpress.com
Google Earth
MST 2007 Oceanography Lecturer

1 comments:

Dear said...

bagus sekali ulasan dari saudara Royn, namun mungkin sedikit terlalu banyak mendefinisikan detail yang seharusnya bisa diberikan "link" saja ke situs lainnya terlebih karena tidak terfokusnya masalah yang diungkapkan...apakah "laut" atau ttg "air france vs adam air"

Bgmnpun, ini tmsk alasan mengapa saya kurang percaya diri untuk menjadi salah satu sarjana yang notabenenya dari ilmu kelautan :-D

mengenai ITCZ sebenarnya saya juga kurang mengetahui hal ini. Namun berdasarkan ilmu dasar yang sempat saya pelajari,khatulistiwa merupakan wilayah yang "khas" dan pasti banyak hal2 yang "spesial" dan "misterius" mengenai wilayah ini.

Great Conveyor Belt
wah klo yg ini saya cm bisa komen klo mungkin penggunaan RADAR hanya bisa digunakan untuk mendeteksi sepintas dimana keberadaan pesawat yang jatuh di dasar laut, namun untuk lebih telitinya bisa digunakan teknologi akustik yang mengandalkan pantulan suara untuk mendeteksi objek. mengenai keberadaan pesawat itu sendiri, anggapan royn cukup bagus dimana qta juga harus mempertimbangkan "seberapa jauh" arus memindahkan bangkai kapal.

Bermuda
saya bukan peneliti yang pernah ke bermuda. jadi no comment deh...apalagi klo dihubungin dgn pesawat yang hilang.

finally...dalam tulisan saudara royn tdpt byk faktor yang membuat pikiran saya "ber-pu-tar". Perihal ini sudah pernah saya dengar sebelumnya dalam kuliah, artikel sebuah jurnal atau surat kabar, tapi saya belum dapat menyimpulkan satu point penting yaitu... "dimanakah keberadaan air france??"

salut untuk saudara royn...
teruslah berbagi ilmu yang bermanfaat

 
;