Showing posts with label GIS. Show all posts
Showing posts with label GIS. Show all posts
Jan 25, 2011 0 comments

Loader Automation System mineGEM

Satu lagi system yang terkait dengan GIS dan mining yaitu system automation Loader. Ide awal automation alat ini adalah untuk menghindari operator terpapar terhadap bahaya-bahaya di underground. System tersebut bernama Minegem, .
Minegem adalah sistem automasi loader tambang bawah tanah yang dibuat oleh Caterpillar. Hampir sama dengan 'remote LHD', di mana loader bisa dikendalikan dari jarak jauh, tetapi Minegem lebih canggih karena dapat diprogram menggunakan komputer.
Operator Station
Minegem terdiri dari dua level kontrol, yaitu :
Copilot mode, yaitu dengan dibantu oleh operator untuk mengemudikan loader. Yang selanjutnya akan dimasukkan sebagai program untuk tele-remote atau autopilot
Autopilot mode, setelah terprogram dari copilot, loader akan berjalan, loading di drawpoint, damping bucket secara otomatis tanpa perlu dikendalikan oleh operator, seperti robot yang telah terprogram. Di bawah autopilot, beberapa mesin loader dapat dioperasikan oleh satu operator.

Operator dapat menetapkan kecepatan untuk bagian yang berbeda-beda dari siklus pengangkutan untuk mengoptimasikan produktivitas. Minegem juga dapat menyertakan monitoring kondisi jalan yang akan melambat atau bahkan menghentukan loader ketika kondisi jalan yang memburuk.


Minegem terdiri dari 4 hardware group, yaitu :
Onboard components yang terdiri atas sensing, data processing, wireless communications dan output devices.
LARN (Local Area Radio Network) terdiri atas network of radios, radio antennas dan repeaters yang diletakkan di dalam area di mana loader beroperasi. LARN menghubungkan Operator Station ke machine onboard components melalui wireless network.
Operator Station, terdiri atas input devices (joysticks, mouse and keyboard), processing computers and output devices (monitors). Merupakan user interface di mana system dikendalikan, dan data dan gambar video remote ditampilkan di monitor.
ISS (Independent Safety System) adalah di mana system dapat di shutdown secara independen, terdiri atas : Onboard components, Operations Area components dan Operator Station interfacing.
Operator Station Consoles (under windows xp OS)

Dalam beberapa bulan ini PTFI sedang mencoba menggunakan minegem untuk mucking ore di beberapa panel, untuk dilihat performa dari Minegem system ini.
Apr 8, 2010 0 comments

16 hours in underground

Malam semakin larut, tapi kehidupan di sini masih hiruk pikuk. Underground tidak akan pernah tidur, walaupun dia kelelahan menanggung sekian ribu orang yang bergantung padanya. Kesibukan jobsite ini dengan setia menemani saya, dimulai dengan 04.00 dikala mentari belum menampakkan senyumnya, hingga datanglah kesibukan di kantor, telpon berdering, email-email yang memerlukan response, action item meeting, beberapa design yang butuh revisi dan approval, control station survey lapangan yang membuat boots dan coverall nyaris tidak pernah bersih dan sejumlah problem dari client yang harus dihadapi. Dan kemudian senja pun tiba, suasana berganti, tetapi tetap dalam hiruk pikuknya underground yang selalu terjaga.

Semua hiruk pikuk itu baru berakhir di penghujung hari, ketika saya meluangkan waktu untuk diri sendiri, seperti saat ini. Yang tersisa adalah kesunyian di penghujung hari, bercampur rasa lelah, penat, dan sedikit pegal-pegal. Dalam kesunyian itu sebuah sosok tiba-tiba berkelebat di benak, menggoda rindu. Membawa saya kembali ke angan tak berujung yang tak terengkuh...

Thanks to meja kerjaku yang hari ini selama 16 jam menemani hariku di UG
Jun 6, 2009 1 comments

GPR (Ground Penetrating Radar) at GVD 3 void heading

Last Wednesday (03 June 09), I had a chance for monitoring the ground condition inspection by Geotech FI, because from the last inspection conducted by Christ said in GVD 3 North from XC 8 lot of void inside the current rock.
Currently I worked at GVD Project, GVD mean Grasberg Ventilation Decline which the goal of this projects are:
• Accelerate the schedule for the development and production of the Grasberg Block Cave Mine.
• Establishes access for the Grasberg Block Cave Mine Development.
• Provides alternative access and materials handling while the AB Adits are closed for rail installation.
• Provides increased geological knowledge for the excavation and construction of the Grasberg Infrastructure.
• Provides ventilation during the development phases of the Grasberg Block Cave Mine.
We drive currently 3 Tunnels where are straight ahead to North and 1 active heading to Exhaust Access. Look at the picture below regarding on orientation of heading location.

GPR is a geophysical instrument that is nondestructive and produces a continuous cross-sectional profile of different subsurface features. It is often used to investigate subsurface conditions and features such as the depth to bedrock, different soil layers and subsurface voids. Subsurface profiles are collected by towing the radar instrument over the ground surface and observing the underlying geologic features as profiles on a computer screen.

The electrical conductivity of the subsurface materials is one of two factors determining the depth to which the radar waves can penetrate. In low conductivity materials, such as dry sand or granite, deeper depths may be obtained. In highly conductivity materials, such as clay and shale, the radar waves are attenuated and absorbed, which greatly decreases the depth of penetration. The frequency of the radar antenna is the other factor determining the depth to which the radar waves can penetrate. Antennas with low frequencies (100 MHz) have lower resolutions but obtain reflections from deeper depths, about 10 to 30 meters, while higher frequency antennas (500 MHz) have greater resolution but less depth penetration. GPR operates by transmitting pulses of radio waves down into the ground through an antenna. The transmitted energy is reflected from contacts between different earth materials. When the transmitted signal enters the ground, it contacts subsurface strata with different electrical conductivities and dielectric constants. Portions of the radar waves are reflected off a subsurface interface, while the rest of the waves pass through to the next interface. The digital control unit receives the reflected waves after they
have returned through the antenna. The control unit registers the reflections against a two-way travel time, then amplifies the signals and sends them to a computer. The computer takes the output signals, representing reflected surfaces, and plots them on the radar profile as different color bands.
Why the Geotech used the GPR methods?
Ground penetrating radar locates almost anything underground
Ground penetrating radar makes an underground "picture"
GeoModel, Inc. conducts ground penetrating radar surveys anywhere in the world
Low cost ground penetrating radar surveys
Geotech conducts ground penetrating radar surveys with various frequencies. Depths of ground penetrating radar (GPR) can be as deep as 30 to 40 feet (10 to 15 meters) in sandy or silty soils, using a low frequency ground penetrating radar antenna. A higher frequency antenna can examine the near surface, from 0 to 10 feet (0 to 3 meters), in great detail.











The result: 16 – 20 m ahead of current heading, it’s defined as fractured rock zone with lenses of void. Fractured zone could be shears zone (?) or fault zone (?), which associate with water .
Not much clay content observed at the heading, but the rock mass is very fragile as blocky material within shears zone.
There is no potential squeezing on this area.

Based on information from Hydrology, refer to Drill hole CI3 04-01, the water around the heading will decrease in time.
For geographic reference I did survey pick up into sounding location by total station with resection mode.

Jun 3, 2009 1 comments

laut itu sangat unik

Ada apa sih dengan Air France?
Lagi lagi musibah si sayap besi terulang. Air France dikabarkan hilang sejak, 1 Juni 2009. Pesawat maskapai penerbangan Prancis, Air France, yang membawa 228 penumpang dikhawatirkan jatuh di Samudra Atlantik setelah dilaporkan mengalami masalah elektronik di tengah cuaca badai dan akhirnya kehilangan kontak. Menurut Angkatan Udara Brazil, pesawat diketahui melakukan kontak terakhir dengan petugas menara pengawas di darat pada Minggu malam pukul 20.33 waktu Amerika bagian timur (sekitar Senin pagi WIB).
















Pesawat itu diduga berada pada ketinggian 35.000 kaki dari permukaan laut sebelum hilang kontak. Bernomor penerbangan AF 447, pesawat itu lepas landas dari Rio de Janeiro pada Minggu malam pukul 19.00 waktu setempat. Pesawat dengan nomor penerbangan AF447 itu mengangkut 126 pria, 82 perempuan, tujuh anak-anak dan seorang bayi, serta sejumlah awak. Pesawat Prancis itu hilang di Samudra Atlantik.













Hhhm… mari kita coba lihat dari sisi sciencenya……
Tentu masih ingat di benak kita tentang kecelakaan adam air January 2007 silam. Adakah persamaannya?

Ya Sama-sama tanggal 1 terjadinya……. Ho3 ;)
Bukan itu dink, tapi ‘sepertinya’ sama-sama jatuh ke laut (masih sepertinya lho)..
Emang ada apakah di Samudera Atlantik sana?

OK, sebenernya aku gak tau banyak tentang ITCZ, tapi kebetulan Pak Indra sempat ngebahas tentang Intertropical Convergence Zone (daerah konvergensi antar tropis) waktu MST 07.

ITCZ ini merupakan daerah yang bertekanan rendah dengan potensi pertumbuhan awan hujan aktif yang tinggi sehingga kemungkinan untuk terjadi hujan sangat tinggi pula.
ITCZ terbentuk disebabkan oleh kenaikan uap air yang hangat yang berasal dari sekitar equator. Menurut Threwartha dan Horn (1968), ITCZ adalah garis atau zona yang berkaitan dengan pusat sirkulasi siklonik yang memiliki tekanan udara yang sangat rendah dari daerah sekitarnya dan berada di antara dua cekungan equatorial (Wikipedia).
­
Pergerakan ITCZ dipengaruhi oleh peredaran matahari sehingga diperoleh :
– November – Januari : di selatan equator
– Maret dan September : melewati equator
– Juni – Agustus : di utara equator

Pengaruh ITCZ (Wikipedia)
­Naiknya insolasi atau intensitas penyinaran matahari
­Terbentuknya awan cumulus
­Hujan konvergen
­Angin ribut (thundershower)


ITCZ?
Ya mungkin saja
Diawali dengan perbedaan antara tekanan udara di equator dengan lintang menengah sehingga membawa uap air hangat dari permukaan yang bertekanan rendah. Hal ini diakibatkan tekanan udara dipermukaan rendah dibandingkan tekanan udara lapisan atmosfer bagian atas yang mendorong terangkatnya uap air yang berpotensi terjadinya hujan. Uap air tersebut membentuk kumpulan awan hujan aktif yang tinggi disekitar katulistiwa (Pesawat France ini relative dekat dengan kathulistiwa bukan?). Pembentukan awan ini cenderung sepanjang equator dan terbentuk suatu garis yang biasa disebut ITCZ (intertropical convergence zone). Pergerakan ITCZ sangat dipengaruhi oleh posisi dan peredaran matahari. Secara umum garis ITCZ dapat dilihat pada Gambar berikut














Apa yang terlihat lagi ? Ya tentunya ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah di atas air dengan daerah diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling banyak dijumpai diatas daratan. Itulah sebabnya kalau sedang di tengah laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran diatas.
Apa lagi selain awan?Angin, ya angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan.

Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Looh Monsoon, kok sepertinya juga ada monsoonal stream yang ada di Arlindo digambar atas. Ya, memang itulah siklus-siklus arus angin, siklus air itu bertemu bercampur di samudera atlantik ini. Runyem kan ?




Di samping itu Terbentuknya awan yang kompleks di daerah ini cukup membenarkan statement yang mengatakan kemunginan pesawat ini tersambar petir.
Oiya di samping itu, kalau diingat ingat bulan apakah terjadinya tragedi ini?
Juni, ya benar.... Juni merupakan proses peralihan perubahan ITCZ dari equator bagian selatan ke equator bagian utara, nah lho.....





























Chart di atas menunjukkan semakin tinggi kecepatan angin, maka begitu pula tinggi gelombang (Fully Developed Sea) (MST 07 Oceanography consumable)


Great Conveyor Belt?
Masih ingat siklus arus laut dunia? yaitu sebuah sirkulasi laut global yang di dalam sirkulasi tersebut terjadi pemindahan energi panas yang diserap oleh laut dari daerah tropis -yang mengalami radiasi matahari yang relatif tetap setiap saat- ke daerah lintang menengah dan tinggi yang menerima energi radiasi matahari yang lebih sedikit berbeda pada saat musim dingin dan panas (akibat sumbu rotasi bumi yang membentuk sudut 23.5 derajat terhadap garis edarnya).

















Akibat suhu yang dingin di sekitar kutub utara (Greenland), maka akan terjadi pembekuan air laut. Pembekuan air laut ini akan melepaskan garam yang terkandung di dalam air laut tersebut (oleh sebab itu, kenapa es di kutub tidak berasa asin karena garamnya tidak ikut membeku). Pelepasan garam ini akan menjadikan salinitas air laut menjadi lebih tinggi sehingga densitas air laut di sana pun menjadi lebih tinggi pula, akibatnya massa air laut akan turun (dikenal sebaga fenome sinking atau downwelling atau bisa juga disebut sebagai arus laut yang bergerak ke kedalaman). Kekosongan akibat turunnya massa air laut yang memiliki densitas yang besar tersebut akan diisi oleh massa air laut di sekitarnya, yaitu dari daerah lintang yang lebih rendah atau daerah tropis. Air laut di tropis yang hangat inilah yang menjadikan iklim di lintang menengah dan tinggi tetap cukup hangat.

Coba perhatikan arus yang melewati lokasi ‘hilangnya’ pesawat ini ini. Pada bagian atas (garis putih) menunjukkan air laut mengalir dari selatan India memanjang ke Samudera Atlantik bagian utara, berupa monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari arah utara ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar area ini.
Yah, tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini. Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari tentusaja. Kalau kamu masih inget bahwa lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan. Itulah sebabnya pada bulan-bulan Juni yang merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).
Apa menariknya dari Conveyor Belt ini ? Arus ini membawa air hangat dari daerah Asia Tenggara ke Samodera Atlantik, diduga dengan debit hingga lebih dari 15 juta meterkubik perdetik !!! Dan hampir keseluruhannya melalui Samudera ini! tak hanya itu arus bagian bawah (biru muda) juga mengalir opposite terhadap arus atasnya.
Tentunya aliran air sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air. Apa saja efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri? Wah tentunya banyak sekali

Aku iseng2 buka google earth liat bentuk topografi dasar laut di samudera ini...


















Lihat? topografi dasar yang terbentuk di lokasi "hilangnya pesawat ini"?? arus dari "Great Conveyor Belt" ini membentuk cekungan yang memisahkan 2 benua.

Gyres?
Ya, loop (putaran) tertutup yang dibuwat oleh arus. Pusat Gyres utama terletak diantara 30 derajat N dan S di equator. Samudera yang memisahkan dua benua ini tentu menghasilkan gyres yang sangat besar.

Kenapa?
2 arus equator bergerak ke arah barat di bagian kedua equator, arus ini digerakan oleh trade winds. Di antara kedua arus tersebut terdapat sebuah arus lemah yang dinamakan doldrums. Kecepatan arus equatorial ini mencapai 2-4 miles perhari. Ketika arus hangat dekat dengan kontinen, maka akan dibelokan ke utara maupun selatan dengan adanya coriolis effect (ex. Gulf Stream sepanjang pantai timur US). Arus bergerak sangat cepat hingga 25 – 75 miles perhari. Arus ini lagi – lagi dibelokkan oleh continen dan coriolis effect sehingga bias menyelesaikan sebuah gyre.










Lintasan pesawat Air France inipun melewati 2 Gyre besar bukan??

Bermuda?
Kawasan Bermuda sangat jauh dari area jatuhnya pesawat air france ini, tapi gak ada salahnya kita melihat aspek magnetic yang konon menjadi satu2nya alibi ilmiah terhadap fenomena Bermuda ini.





























Tiga ilustrasi bola dunia di atas menunjukkan intesitas magnetik total, peta deklinasi, dan perubahan deklinasi tahunan (sumber NOAA). Yang dapat dilihat dalam ketiga peta itu adalah, tidak adanya sesuatu yang mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di samudera atlantik tempat hilangnya air france ini. Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa samudera atlantik (equatornya lho) secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi yang relative sedang (hal in ditunjukkan dengan adanya kontur biru tersebut).



Cukup untuk teori teori yang memungkinkan penyebab hilangnya air france ini…
Bisa kah dicari? Sebagai seorang sarjana, tentu aku bakal bilang BISA!
Data-data posisi dan perjalanan (waypoint dan route GPS yang terintegrasi) pesawat tentunya dicatat dalam sebuah database baik di Ground Station keberangkatan maupun kedatangan. Posisi wahana dipengaruhi kelembaman terakhir (arah dan kecepatan wahana) serta faktor eksternal (arah dan kecepatan angin).
Logikanya, dengan data-data koordinat terakhir sebelum Signal Loss kita bisa membuat sebuah ekstrapolasi hingga dapat kita memprediksikan arah dan lokasi pesawat selanjutnya. Asumsi kedua, jika pesawat jatuh di laut, dengan data arus yang ada dapat pula dibuat simulasinya. Makin lama waktu terbuang, makin besar area kemungkinan yang harus diekstrapolasi maupun disimulasikan, karena tentunya kita tak selalu tahu data faktor eksternal yang bersifat dinamis.
Metode lain yang mungkin dapat digunakan yaitu dengan metode penginderaan jauh. Saat ini, kita tahu tidak sedikit satelit yang mengobservasi permukaan bumi. Satelit tersebut memiliki resolusinya masing-masing baik spasial, spektral maupun temporal. Bahkan beberapa satelit, kini menyajikan data di mana resolusi satu pikselnya hingga 0.6 m, sehingga dengan interpretasi visual saja pasti puing-puing pesawat Adam Air dapat dideteksi. Sayangnya, sensor satelit tersebut bersistem pasif (di mana energi bersal dari radiasi surya) sehingga citra yang dihasilkan akan sangat berpengaruh terhadap tutupan awan, terlebih saat ini tengah terjadi musim barat.
Bagaimana dengan sistem penginderaan jauh aktif (RADAR)?
Radar (Radio Detection and Ranging) sepertinya dapat memberikan alternatif yang lebih baik karena sistem ini tidak terpengaruh oleh cuaca (lazim disebut All Weather Sattelite). Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif ini, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target.
Penggunaan citra radar untuk kasus Oil Spill di laut umum dilakukan. Bila pesawat jatuh di lautan, maka setidaknya ada tumpahan avtur/oli di permukaan air (karena densitas avtur/oli lebih rendah dari densitas air laut). ’Jejak’ ini kiranya dapat digunakan dalam memprediksi jatuhnya pesawat. Dalam citra radar adanya oil spill/slick ditunjukkan dengan warna hitam. Kenapa pantulan dari oil spill/slick bisa hitam?
Menurut Josaphat Tetuko, Phd. (Associate Professor dari Microwave Remote Sensing Laboratory, CHIBA University - Jepang) untuk bisa membaca citra radar perlu mengetahui fenomena hamburan (Scattering Wave) terlebih dahulu. Sensor Synthetic Aperture Radar (SAR) mempunyai fungsi mengirim dan menerima pulsa gelombang elektromagnetik ke permukaan bumi.
Kondisi permukaan bumi (termasuk permukaan air) sangat mempengaruhi intensitas pulsa yang akan dikembalikan ke sensor tersebut kembali. Permukaan tanah (air) bergelombang atau kasar akan memantulkan gelombang elektromagnetik lebih besar dibandingkan permukaan yg datar (mis. jalan, lapangan terbang dll). Mungkin bisa diingat-ingat pelajaran fisika dulu di SMA, sudut datang sama dengan sudut pantul (hukum Snellius : mirror reflection), hal ini hanya terjadi pada permukaan datar. Khususnya bila sudut pantul dan sudut datang bernilai 0, maka arah datang sama dengan arah pantul.
Hal di atas berbeda bila permukaan tanah bergelombang (kasar), karena ada sebagian dari gelombang tersebut yang tegak lurus terpantulkan kembali ke arah datangnya gelombang, sehingga intensitas meninggi atau di citra akan kelihatan lebih terang. Bila ada tumpahan minyak diatas permukaan laut, oil slick akan meredam capillary wave, yg panjangnya diestimasi 3-10 cm. Ini akan menyebabkan Bragg scattering tumpahan minyak akan lebih kecil dibandingkan permukaan laut bebas minyak. Jadi bisa disimpulkan, permukaan air laut yang diselimuti dengan oil slick (tumpahan dari pesawat) menjadi datar karena permukaan tsb dibebani oleh minyak. Bila permukaan air datar, maka pulsa yang dipancarkan oleh sensor radar banyak yg tidak kembali ke sensor, karena mirror reflection tsb, jadi di citra akan kelihatan gelap. Sebaliknya permukaan air laut yg tidak ada minyak (oil slick/spill) nya akan bergelombang karena angin, sehingga intensitas gelombang elektromagnet tinggi, maka di citra satelit kelihatan lebih terang. Di samping hal di atas, dalam penentuan oil spill perlu juga ditetapkan nilai Dielectric Constant.

Adakah persamaan lainnya antara Adam Air dan Perancis Air:
Azimuth lintasan pesawat














Posisi Horizontal












End note:
Tiba-tiba teringat tentang teori relativitas Einstein… bisa saja alam terbagi dua, alam nyata, dan gak nyata, keduanya ‘mungkin saja’ punya tempat yang sama, hanya berbeda dimensi, karena sebenarnya hanya dimensilah yang menjadi pemisah segala aspek di alam ini,,,



kita hanya menunggu saja, lambat laun misteri pasti akan terpecahkan jua.....

Sumber gambar:
tv.detik.com
rovick.wordpress.com
egsa.wordpress.com
Google Earth
MST 2007 Oceanography Lecturer

Apr 3, 2009 1 comments

Underground Survey

Guys,
In this posting I gonna explain about Tunnel Surveying which I only ‘try’ joining surveyor for a few fields as built (you know what I mean? Don’t trust my posting bellow completely). This job is really different with the other survey activity, because the surveyor here has to deal with confined space, and absolutely deal with very short sight. Surveyors are used to carrying a lot of stuff. To do our work efficiently we need plumb bobs, prisms and plumbing poles, measuring tapes, paint, stakes, hammers, field books, calculators and data collectors, transit, Total Station, tripod, radios...
From the office usually we are use to using Mine Cat, an underground equipment for carrying crew to the heading/face tunnel with basket boom for reaching some high level in addition the UG survey activity need it.
In here, actually has general standard survey methods, there are: Geodetic Standard Local Stations & Bench Mark, Permanent Survey Station (PSS) Establishment, Projection Scale Factor, Networks, tolerance on progression, Horizontal Angular Closure Tolerance, and Horizontal Closure Tolerance.

Common survey activity in UG are:
1.1. Survey Face Marks
· New Excavations: All new excavations will be marked by surveyor in red paint, consisting of left rib, centre line, right rib, grade line across the face @1.5m above design floor, back sights marked on opposite rib. The centre line will also be painted across the backs with the high is able to be reached with a paint pole.
· 2nd Advancement: After firing and screening the first round, surveyor will mark up the next as per a new excavation extending the center along the backs.
· Recording: All excavation marks made by survey will be recorded and checked against the design, before the excavation can be blasted.


1.2. Drift Lasers
· McGarf Laser: The McGarf laser will be installed where every practical to provide line and level for the jumbo drill development crews.
· Standards: The standard positioning of the laser will be nominally at 1.5m to the design floor and 1.0m from the left drift.
· Blasting: The McGarf laser will only be installed after the blasting face position is greater then 8m from the installation position.
· Checking: The laser direction will be checked by PTRI survey after every 20m of development.
· Accuracy: The McGarf lasers will only be used for drifts less than 60m in length, lasers alignment can not be guaranteed after this distance.
· Testing: A baseline of >30m will be established near the Big Gossan workings for the checking of all McGarf Laser before use. All lasers will be checked and certified by the PTRI surveyors and recorded on a monthly basis.

1.3. Daily Survey Control
· Main Headings and Secondary Headings. The Survey Crew will get heading advancement of all blasted faces in the previous 24hrs;
· As Constructed Surveys. Survey will use a Total Station to scan the face, back, floor and ribs on a regular basic, with advancement not exceeding 20m;
· Profile Survey of the heading face. The profile survey will be completed during the as constructed survey period;



Sep 5, 2008

Cell Based Modeling -> Cellular Automata (GIS)

Semalem gw coba buka-buka file2 penelitian gw tentang GIS Cell Based Modeling, sembari mengingat apa yang telah menjadi karya agung ku saat itu,,,,
Semester 5, ketika kuliah pemetaan dengan Pak Vincent beliau banyak menyinggung mengenai GIS berbasis sell,, rupanya GIS berbasis sel itu menjadi inspirasiku sebagai bahan skripsi... tidak gampang memang memahami konsep sembari mendalami proses teknikal di ArcGIS, alhasil (lagi-lagi) dengan kerja keras semua bisa terlewati dengan baik...
iseng-iseng browsing pagi ini journal-journal di ITC, rupanya metode cellular automata udah mewabah, as always lagi2 GIS adalah tool yang universal dalam berbagai aplikasi... *gw gak yakin anak ITK ada yang sudah menerapkannya
Adek kelas gw Hari (yang penelitiannya gak kelar2), dulu pernah bertanya "gor mungkin gak kita tracking penyebaran penyu dengan GIS"... waktu itu gw cuman bilang "gak ada yang gak mungkin dengan GIS!" tanpa memberi solusi yang real baginya... akhirnya dia hanya mengambil topik kerentanan Terumbu Karang dengan CBM.... *udah kelar belum penelitian lu bro?
pagi ini sepertinya gw udah mendapatkan jawabanya.......
Sebenarnya banyak metode yang dapat digunakan untuk memprediksikan penyebaran penyu, dua methode yang “relatif baru” untuk spatial planning, adalah Cellular Automata dan Agent Based Modeling.
Cellular automata atau lebih popular dengan singkatan CA sebenarnya didukung oleh ArcGIS lewat spatial tools, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna sebaiknya meminta bantuan “phyton” untuk scripting pemberi karakter "real world" pada tiap cell (CA berbasis raster, walaupun ada peneliti yang menggunakan basis vector : Yang, Q.S., X. Li, and X. Shi, Cellular automata for simulating land use changes based on support vector machines. Computers & Geosciences, 2008. 34(6): p. 592-602). Cara kerja CA berdasarkan kalkulasi matematis, dengan memperhitungkan (nilai) lingkungan (environment) sekitarnya (cell tetangga - lihat juga ide dasar Diagram Voronoi). CA dapat memprediksi arah (loop) cell tetangga yang paling suitable untuk di “aneksasi” (dalam kasus Oogway, menjadi daerah yang positif akan menjadi penyebaran penyu *sesuai dengan kesukaan hidupnya), proses ini akan terus berulang sehingga pada periode yang kita tentukan (bisa sejam, sehari, sebulan maupun setahun) secara automatic. Selain ekstensi standar (Spatial Tools), extensi hawth (HawthTools) juga mendukung method CA, namun sayang gw belum pernah explore lebih jauh tentang CA dengan hawthBasic CA bisa diliat di http://en.wikipedia.org/wiki/Cellular_automata, Spatial CA lebih jauh bisa main ke http://www.itc.nl/ISSDQ2007/proceedings/Postersession/hegde_MuraliKrishna.pdf.
Untuk parameter lingkungan (yang akan disimulasikan) dapat mengembangkan parameter yang dapat diperkaya dengan other relevant expert knowledge yang salah satunya mungkin merupakan latar belakang ilmu ke-penyu-an.
Metode kedua adalah Agent Based Modeling (ABM), model in sangat dinamis, sbenarnya ide CA dan ABM mirip, yaitu memerintahkan objek untuk meniru “real world”, tentunya juga dengan bantuan scripting. Perbedaan utamanya adalah pada model ABM terdapat satu objek lain yang selalu bergerak yang disebut Agent (dalam kasus kita yang menjadi agent adalah penyunya itu sendiri seperti misalnya penyu di Pantai Utara Bali) yang sebenarnya adalah “objek” yang kita perintahkan mengikuti kebiasaan(adat-istiadat) si penyu tersebut. Sedangkan “environment” adalah lingkungan yang meniru tempat si penyu melakukan aktifitasnya (contohnya daerah spawning-bertelur).
Sayangnya ArcGIS belum memiliki tools yang mendukung penuh metode ABM. Namun kabar baiknya, ada software gratis (NetLogo) yang mendukung ABM, bisa di download lengkap dengan basic tutorial. (Bisa di unduh disini : http://ccl.northwestern.edu/netlogo/download.shtml) untuk perkenalan dengan ABM lebih jauh bisa ke http://gisagents.blogspot.com/ dan http://www.casa.ucl.ac.uk/working_papers/paper142.pdf serta tentunya bisa main-main di Google... *seperti yang gw lakukan who is been googling Maria Ozawa hehehehe
Aug 22, 2008

GeoEye1


Iseng-iseng pagi ini browsing2 tentang satelit-satelit untuk geodesi, nemu sebuah artikel mengenai satellite resolusi tertinggi abad ini.
Yupz, namanya GeoEye-1 satellite. Dari namanya, GeoEye adalah perusahaan vendor dari IKONOS dan OrbView-2 satellite imagery. Dari official web site-nya GeoEye-1 nantinya akan mampu menghasilkan image dengan resolusi 0,41 meter panchromatic (black & white) dan 1.65 meter multispectral. Satellite image ini dalam sehari bisa melakukan scanning sebesar 700.000 kilometer persegi untuk panchromatic dan hingga 350.000 kilometer persegi untuk pan-sharpened multispectral. Kemampuan ini tentu sangat ideal untuk project pemetaan dengan skala besar. GeoEye-1 mengorbit 12 hingga 13 orbit per hari, terbang dengan ketinggian 684 kilometer dengan kecepatan orbit 7,5 km/detik, amazing bukan. GeoEye-1 akan mengunjungi kembali obyek yang sama di Bumi dalam 3 hari atau lebih cepat dari itu. Selain itu ada offer dari sales GeoEye bahwa customer bisa memesan image termasuk dengan DEM (digital elevation model) dan DSM (digital surface model) (berarti dengan sensornya punya 2 sudut penyiaman yang berbeda yah? Seperti ASTER?? CMIIW).
Satellite image terbaru GeoEye-1 dijadwalkan akan launching pada 4 September 2008.
Berikut gambaran perbedaan antara satellite image resolusi 1 meter dengan resolusi 0,41 meter (simulasi).
Untuk mengetahui lebih jauh tentang GeoEye-1 ini bisa dilihat di
Launch.GeoEye.com sekaligus melihat countdown launching satellite tersebut yang rencananya bisa dilihat langsung dengan streaming video melalui link tersebut. Benar-benar top.

Semoga ketika citra ini sudah release ada anak ITK yang menggunakannya dalam eksplorasi shallow water bathymetry or pemetaan terumbu karang dengan semi analytical model Lee et. Al (1998:1999) instead of hyperspectral data.
Memang ilmu pengetahuan dan teknologi rupanya akan terus berkembang….
 
;